[FB] Dalam dialog ini sangat besar manfaat nya jika
kita menyemak dan mengambil kesimpulan dari Dialog Antara Akal Nafsu
Dengan Tuhan ini, jika kita bisa menempatkan Antara Akal Dan Nafsu
Tersebut, maka yang jadi kendali dalam diri kita bukan nafsu lagi.
Allah menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia, Nafsu dan akal mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya.
AKAL
Allah SWT berfirman, "Wahai akal, menghadaplah engkau." Maka akal pun
menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman, "Wahai akal,
berbaliklah engkau."Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,"Wahai akal, siapakah aku?". Lalu akal pun
menjawab, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah
hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman, "Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu. Allah SWT berfirman, "Wahai
nafsu, menghadaplah kamu.". Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah
sebaliknya, mendiamkan diri. Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?" Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku,
dan Engkau adalah Engkau."Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka
Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Allah SWT
berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun. Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah Aku?" Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu
sangat jahat. Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan
biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka
kita akan menjadi musnah. Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan
nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke
bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemungkaran yang terjadi
di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan
nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu
dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain. Peperangan nafsu
dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang,
terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan
dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada
kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita
mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti
akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini
tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan
musnah.Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak
ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami
jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan
jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan
dan akhirnya musnahlah manusia.
-
Post a Comment
Komen Anda